Tugas 1.1.a.8: Koneksi Antar Materi –
Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Perubahan Mengajar itu Tanda Belajar;
Menuju Guru Open-Minded
oleh: Dedi Hantoro, S.Pd.
CGP Angkatan 5 Kabupaten Banjarnegara
Nama saya Dedi Hantoro. Seorang guru
yang mengajar di SMP Negeri 3 Susukan kabupaten Banjarnegara. Sebagai seorang
guru, saya telah mengajar selama kurang lebih 20 tahun. Tepatnya sejak lulus
kuliah di tahun 2002 sampai sekarang pertengahan 2022. Suatu perjalanan
mengajar yang sudah cukup lama. Banyak pengalaman di dalam kelas yang terukir
sebagai guru Bahasa Inggris SMP.
Ada beberapa asumsi pribadi berkaitan
dengan murid yang saya ajar. Ini saya temukan selama pembelajaran Bahasa
Inggris di kelas. Asumsi-asumsi tersebut antara lain;
1) Terlalu menuntut semua murid harus mempunyai nilai yang tinggi dalam
Bahasa Inggris.
Saya selama ini meyakini bahwa para murid setelah diajar, mereka akan
menyerap ilmu Bahasa Inggris (aspek kognitif). Tuntutan yang diberikan kepada
para murid yakni harus mempunyai nilai yang tinggi saat ulangan harian.
2) Semua murid itu mempunyai kecerdasan yang sama.
Dengan keyakinan bahwa para murid yang saya ajar itu memliki kemampuan
yang sama, saya memperlakukan para murid sama dalam mengajar. Mereka mendapat
porsi pembelajaran yang sama sesuai dengan yang saya mau.
3) Para murid paham kalau .menerangkan sepanjang pembelajaran.
Selama ini saya beranggapan bahwa dengan saya menjelaskan dengan model
ceramah sepanjang pembelajaran, maka para siswa akan paham. Kenyataannya mereka
bosan.
4) Para murid harus mengikuti alur pembelajaran yang saya terapkan.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris yang saya lakukan selama ini, saya
mempunyai keyakinan bahwa jika murid mengikuti pembelajaran yang saya terapkan,
maka para murid memahami pelajaran..
Namun, asumsi-asumsi saya terhadap murid saya, seperti yang sudah diterangkan di atas, sirna. Saya merasa terpukul. Setelah mempelajari Paket Modul 1; Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, saya merasakan bahwa saya selama ini keliru dalam mengembangtumbuhkan individu para murid. Dalam Modul tersebut saya banyak mendapat pelajaran berharga. Pembelajaran 1 tentang Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, ruang kolaborasi, dan Demonstrasi Kontekstual, saya banyak mendapatkan refleksi diri tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Saya terhenyak ketika diingatkan tentang pengalaman apa yang membuat saya rindu pembelajaran di sekolah. Betapa pembelajaran itu bermakna ketika saya menghayati pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pemikiran-pemiran tersebut antara lain: Pendidikan itu adalah menuntun, pendidkan sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zamannya, budi pekerti adalah keselarasan hidup anatara cipta, rasa, karsa, dan karya, Pendidikan itu berpihak kepada anak, dan pendidikan itu menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak (Simon P Rafael, 2022:10-13).
Setelah melakukan perenungan yang
mendalam berupa refleksi diri terhadap pembelajaran saya salama ini, maka saya
melakukan beberapa hal berkait dengan pembelajaran di kelas sesuai dengan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Untuk mengarah menjadi guru yang lebih baik
(guru yang bermakna menuju para murid yang selamat dan Bahagia sesuai kodrat
alam dan zamannya), maka segera saya terapkan antara lain;
pembelajaran yang berpihak kepada anak, pembelajaran yang menuntun (sistem
among), pembelajaran yang mengedepankan kodrat anak (kodrat alam dan kodrat
zaman), pembelajaran yang menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri
anak dan sosio-kultural/budaya. Semua itu bertujuan supaya murid ke depan
menjadi anak yang merdeka secara lahir dan batin menuju keselamatan dan
kebahagiaan sebagai seorang manusia dan maupun sebagai anggota masyarakat
(Simon P Rafael, 2022:9).
Daftar Pustaka
Rafael, Simon Petrus. 2022. Modul Program Pendidikan Guru Penggerak:Modul
1.1. Jakarata; Kemendikbudristek.